Sekalipun setiap orang mempunyai pengertian yang berbeda  - beda  tentang pengertian  generasi yang berkualitas untuk sebuah kemandirian bangsa, namun bagi saya pribadi, ini adalah suatu penentu untuk sebuah bangsa yang mandiri  di masa depan. Karena di  masa generasi tersebut harusnya sudah bebas dari generasi yang di sebut  generasi sandwich, agar mereka bisa berpukus pada keluarganya dan mendidik anak - anak mereka kelak dengan maksimal. Saya sendiri sebagai penulis adalah sebagai generasi sandwich (generasi yang harus membiayai orang tua dan anak), dan itu saya menyadari bahwa itu  merupakan tanggung jawab saya sebagai anak, terhadap   orang tua saya, namun saya sendiri sebagai orang tua di zaman  ini, berniat untuk memutus generasi sandwich, agar kelak anak-anak saya bisa berpukus pada keluaraganya dan mendidik anak - anak   mereka secara berkualitas. 


Saya  sendiri ketiga memasuki pernikahan bukanlah  hal yang mudah, namun itu adalah sebuah lebaran yang baru yang harus saya tata, terutama di menejemen hidup dan keuangan,  banyak  orang yang gagal dalam pernikahan di sebabkan karena manejemen hidup  akhirnya, banyak terjadian percerian pernikahan, dan itulah salah satu penyebab gagalnya suatu generasi yang berkualitas berikutnya, makanya  banyak terjadi  kenakalan remaja, anak  - anak muda terlibat seks bebas, narkoba, bahkan terlibat kriminalitas, pengguguran tinggi, pendidikan yang rendah, bahkan  tidak memiliki skill yang mampu membuat mereka menjadi mandiri.


Yang pastinya jika kita tidak bisa mengantur keungan dalam rumah tangga, bahkan tidak ada pendapatan dalam keluarga  itulah salah satu penyebab kehancuran  generasi berikutnya, karena kita tahu  dalam berkeluarga kita butuh sandang, pangan, papan  dan itu adalah kebutuhan pokok  dalam keluarga, di mana semua membutuhkan uang,  bahkan kita masih butuh biaya pendididkan, gizi yg cukup, fasilitas untuk anak-anak agar mereka nyaman  dan semua itu membutuhkan biaya yang besar.


Dulu saya sangat - sangat mengantur keuangan saya, mana buat cicilan rumah, untuk bermasyarakat dalam sebuah organisasi, untuk sosial, namun ketika anak memasuki masa kuliah ternyata itu sangat menguras keuangan rumah tangga saya, bahkan ada hal - hal terntentu yang harus saya korbankan misalnya yang berurusan dengan sosial, karena saya berpikir pendidikan anak-anak saya tidak bisa di ulang lagi, jika masa mereka habis oleh umur,  mereka tidak akan mengalami perubahan dalam hidup mereka, akan tapi kegiatan sosial, bisa saya lakukan kembali jika semua masalah pendidikan anak- anak saya sudah tercukupi, karena perbaikan  kualiatas generasi tidak bisa kita tunda, kalau memang ingin memperbaiki sebuah genersi berikutnya.


Keuangan itu juga harusnya di bicarakan bersama antara suami dan istri, jangan juga nanti uang habis buat yang lain-lain, sedangkan sandang, pangan, papan, keluaraga tidak tercukupi akhinya korbanya adalah rumah tangga yang cekcok, setelah itu bercerai, dan akhirnya dampaknya ke anak -anak pada akhirnya generasi yang kita hasilkan bukan generasi yang berkualitas.


Namun perlu juga mendidik anak - anak kita bagaimana memenejen hidup / keuangan dengan benar, takut akan Tuhan dengan benar, agar ketika mereka kelak sudah bekerja dan bekeluarga tahu bagaimana harus bertanggung jawab dengan hidup mereka di hadapan Tuhan.


Semoga kita semua, saya dan anda bisa menata kehidupan kita kembali  dengan baik dan benar,  baik secara pribadi maupun  dalam  keluarga. dan kita bisa menghasilkan generasi yang berkualitas untuk masa deapan bangsa. Amin.